Dengan wajah sendu. Sendu kelabu. Penuh rasa haru ia menatapku. Penuh rasa haru ia menatapku. Seakan ingin memeluk diriku. Ia lalu bercerita tentang. Anak gadisnya yang telah tiada. Karena sakit
1-6-7. Perhatikan pantun berikut ini! Pergi ke laut membawa jala, Jala ditebar sambil mengingat; Meski hidup banyak kendala, Haruslah kita selalu semangat. Isi pantun tersebut adalah …. Janganlah putus asa dengan nasib yang telah digariskan. Kita harus selalu membantu sesama manusia agar hidup kita jadi bahagia.
Yang telah tiada. Masih menempel bau tubuh pria itu. Di setiap helai benang. Di sekujur waktu. Sepanjang hidupnya. Ibu mencuci kenangannya sendiri. Tentang ayah yang telah wafat. Di sekujur waktu. Sepanjang hidup kami (Maret, 2022). Murid Yesus. Sesudah wafat. Yesus turun dari salib. Mengejar para murid-Nya. Yang berlari ketakutan. Kedapatan Ayah, aku selalu mencintaimu dalam balutan doa, penjagaanmu kepada kami tiada tara, tak pernah ada kata kecewa, kau wujudkan apa yang kami pinta. Ayah, ada seorang perempuan tua yang dulu telah korbankan segala harinya untuk mendampingimu. Bersedekah atas nama orang tua yang telah tiada. Semoga bisa diamalkan. Selama masih hidup, itulah kesempatan kita terbaik untuk berbakti pada orang tua. Karena berbakti pada keduanya adalah jalan termudah untuk masuk surga. Dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,